Apache HTTP Server: Pengertian dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Ikuti webinar seputar bisnis terlengkap, baik bisnis online, offline, bisnis level UMKM, hingga tingkat korporat.

Tanggal

October 2, 2025

Author

Johanna Aprilia

Kategori

Share Blog

Apache HTTP Server atau Apache adalah software server bersifat open source yang digunakan untuk melayani permintaan HTTP dan menjalankan website. Sejak dirilis, Apache banyak digunakan karena stabil dan mendukung berbagai sistem operasi.

Selain itu, fleksibilitas Apache menjadi alasan mengapa banyak perusahaan menggunakan web server ini. Adanya modul tambahan, server dapat menyesuaikan kebutuhan, mulai dari website sederhana, hingga aplikasi skala besar, seperti e-commerce, bank, dan cloud.

Untuk mengetahui lebih lanjut apa itu Apache HTTP Server, cara kerjanya, serta kelebihan dan kekurangannya? Yuk, simak pembahasannya pada artikel berikut ini.

Baca juga: Memahami Pentingnya Server dalam Pengelolaan Sistem Digital

Apa itu Apache HTTP Server?

Apache adalah web server open-source yang berfungsi melayani permintaan (request) dari browser dan mengirimkan kembali hasilnya (response) berupa halaman web, file, atau data lain melalui protokol HTTP atau HTTPS. 

Proses ini dijalankan oleh HTTP daemon (httpd), yaitu layanan utama Apache yang terus aktif di server untuk memastikan setiap permintaan dapat diproses.

 

Arsitektur Apache didukung oleh Multi-Processing Modules (MPM) yang menentukan cara kerja server dalam menangani koneksi. Ada tiga model utama, prefork (satu proses untuk satu koneksi), worker (multi-threaded), dan event (lebih efisien untuk koneksi bersamaan). 

Melalui MPM, administrator bisa menyesuaikan konfigurasi sesuai kebutuhan trafik dan sumber daya server. Kombinasi HTTP daemon dan MPM juga membuat Apache dapat mengatur alur request handling mulai dari menerima permintaan, memprosesnya melalui modul yang relevan, hingga mengirimkan response kembali ke browser.

Baca Juga: Beda Nginx vs Apache, Mana Web Server yang Lebih Baik?

Cara Kerja Apache

Apache bekerja dengan prinsip request dan response. Prosesnya berjalan sebagai berikut:

  1. Browser mengirim request – Pengguna membuka halaman web, kemudian browser mengirimkan permintaan HTTP/HTTPS yang dikirim ke server, bisa berupa halaman HTML, file statis, atau data API.
  2. Apache memproses melalui MPM – Request ditangani sesuai konfigurasi Multi-Processing Module (prefork, worker, atau event).
  3. Parsing dan modul – Apache membaca detail request lalu memproses dengan modul terkait, misalnya mod_php atau mod_ssl.
  4. Logging – Aktivitas request dan response dicatat dalam log server.
  5. Response ke browser – Hasil dikirim kembali ke browser dengan status code, seperti 200 (OK), 301 (Moved Permanently), 500 (Internal Server Error) atau 404 (Not Found).

 

Fungsi Utama Apache

Apache tidak hanya berfungsi sebagai server yang menyajikan halaman web, tetapi juga berperan dalam menghubungkan aplikasi dengan client serta menjaga kestabilan server. Berikut beberapa fungsi utamanya:

1. Melayani request HTTP/HTTPS

Fungsi utama Apache adalah menerima permintaan dari browser atau client, kemudian memprosesnya dan mengirimkan kembali hasil berupa halaman HTML, file statis, JSON, atau data lainnya. Proses ini memungkinkan pengguna dapat mengakses website dan konten dengan lancar.

Selain itu, Apache juga mendukung protokol HTTPS untuk memastikan komunikasi antara server dan client berjalan aman. Dengan konfigurasi modul keamanan seperti mod_ssl, data yang dikirimkan melalui koneksi dapat terenkripsi sehingga melindungi informasi sensitif pengguna.

2. Menghubungkan aplikasi dengan client

Apache dapat bekerja sebagai perantara antara aplikasi dinamis dan client. Dengan modul tertentu, Apache mampu menjalankan berbagai bahasa pemrograman. Contohnya, PHP melalui mod_php, Python melalui WSGI, atau Ruby dengan Passenger.

Kemampuan ini memungkinkan aplikasi berbasis web untuk menampilkan konten yang interaktif dan sesuai dengan input pengguna. 

3. Mengelola resource & koneksi

Apache menggunakan Multi-Processing Module (MPM) untuk mengatur bagaimana server menangani koneksi. MPM prefork membuat satu proses per koneksi, MPM worker menggunakan thread, sementara MPM event untuk menangani banyak koneksi sekaligus.

Dengan mekanisme ini, Apache dapat menjaga server tetap stabil meskipun harus melayani banyak pengguna dalam waktu bersamaan. Administrator juga bisa memilih MPM yang sesuai dengan kondisi server, sehingga pemakaian resource lebih optimal.

Baca Juga: 10+ Kenali Jenis-Jenis Server dari Mail Server hingga Web Server

Kelebihan & Kekurangan Apache

Apache memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya masih digunakan hingga saat ini. Namun, seperti software pada umumnya, Apache juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan.

Kelebihan Apache

1. Fleksibilitas modular

Apache mendukung berbagai modul yang bisa ditambahkan sesuai kebutuhan, seperti modul keamanan (mod_security), caching (mod_cache), proxy (mod_proxy), hingga URL rewrite (mod_rewrite). Dengan demikian, fungsi Apache dapat diperluas tanpa perlu mengganti server utama.

Dukungan modul yang luas juga memudahkan administrator untuk mengaktifkan fitur tertentu hanya saat dibutuhkan, sehingga konfigurasi tetap efisien.

2. Kompatibilitas tinggi

Apache dapat berjalan di hampir semua sistem operasi, termasuk Linux, Windows, macOS, dan Unix. Selain itu juga mudah diintegrasikan dengan banyak bahasa pemrograman, seperti PHP, Python, Perl, dan Ruby.

Kompatibilitas ini membuat Apache dapat digunakan untuk website statis maupun aplikasi web dinamis.

3. Dokumentasi & komunitas besar

Apache memiliki dokumentasi resmi yang lengkap dan detail untuk setiap fitur dan konfigurasi. Sehingga memudahkan administrator dalam melakukan setup maupun troubleshooting. Komunitas Apache yang luas juga membuat solusi masalah umum mudah ditemukan di forum atau dokumentasi.

4. Stabilitas & reliabilitas

Apache sudah digunakan bertahun-tahun dan terbukti stabil dalam berbagai skenario penggunaan, ia mampu menangani trafik besar tanpa masalah berarti. Kestabilan ini membuat Apache cocok digunakan untuk aplikasi lama (legacy) maupun aplikasi modern yang membutuhkan server andal. 

5. Kustomisasi tinggi

Apache memungkinkan konfigurasi tingkat folder melalui file .htaccess sehingga pengguna dapat melakukan override pengaturan server tanpa akses penuh ke konfigurasi utama.

Kustomisasi ini memudahkan developer untuk mengatur kebutuhan spesifik, seperti pengalihan URL, aturan keamanan tambahan, atau optimasi caching, tanpa harus mengganggu pengaturan server utama.

Kekurangan Apache

1. Konsumsi resource lebih tinggi

Apache cenderung menggunakan lebih banyak CPU dan memori, terutama saat memakai MPM prefork. Setiap koneksi membutuhkan proses baru sehingga beban server meningkat lebih cepat. Pada server dengan resource terbatas, hal ini bisa memperlambat kinerja.

2. Performa di high concurrency

Ketika harus menangani ribuan koneksi bersamaan, Apache tidak seefisien web server berbasis event-driven seperti Nginx.  Model proses dan thread yang digunakan membuat Apache lebih mudah mengalami bottleneck saat trafik sangat tinggi.

3. Kompleksitas konfigurasi

Apache memiliki banyak directive dan opsi konfigurasi yang kompleks. Fleksibilitas ini bermanfaat untuk administrator berpengalaman, tetapi bisa membingungkan bagi pengguna pemula.

Selain itu, setiap kesalahan kecil dalam konfigurasi dapat memengaruhi kinerja server. Dibutuhkan pemahaman mendalam agar konfigurasi bisa optimal dan aman.

4. Skalabilitas horizontal terbatas

Apache tidak seefisien Nginx ketika digunakan untuk reverse proxy atau load balancer dalam skala besar. Bobot prosesnya membuat Apache kurang ideal untuk sistem yang membutuhkan distribusi trafik ke banyak server dengan beban sangat tinggi.

Baca juga: Pengertian Web Server dan Perannya dalam Performa Website

Sudah Paham Pengertian Apache?

Apache adalah web server open-source yang berfungsi melayani request HTTP/HTTPS, menghubungkan aplikasi dengan client, serta mengelola resource server. Fleksibilitas modul, kompatibilitas tinggi, dan stabilitas menjadikannya pilihan untuk berbagai kebutuhan, meskipun konsumsi resource dan performa pada trafik besar masih menjadi tantangan.

Jika kamu berencana menjalankan Apache atau web server lainnya, pastikan infrastruktur server yang digunakan andal. Dengan layanan DewaVPS, kamu bisa mendapatkan server yang cepat, aman, dan stabil untuk mendukung websitemu.

Kategori

Artikel Lainnya

apache adalah
Apache HTTP Server: Pengertian dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Apache HTTP Server atau Apache adalah software server bersifat open source yang digunakan untuk melayani...
nginx vs apache
Beda Nginx vs Apache, Mana Web Server yang Lebih Baik?
Performa website sangat dipengaruhi oleh web server yang digunakan. Web server bertugas mengatur permintaan...
nginx adalah
Mengenal Apa Itu Nginx: Solusi Terbaik untuk Mempercepat Website Kamu!
Nginx adalah web server paling populer yang banyak digunakan untuk mempercepat performa website. Keunggulannya...
jenis-jenis server
10+ Kenali Jenis-Jenis Server dari Mail Server hingga Web Server
Jenis-jenis server memiliki peran penting dalam mendukung hampir semua aktivitas digital yang kita lakukan...
web server adalah
Pengertian Web Server dan Perannya dalam Performa Website
Web server adalah komponen penting yang bekerja di balik layar setiap kali kita membuka website di browser....
server adalah
Memahami Pentingnya Server dalam Pengelolaan Sistem Digital
Dalam dunia komputasi, server adalah sistem yang menyediakan layanan, data, atau sumber daya tertentu...
jenis-jenis ftp server
5 Jenis-Jenis FTP Server Lengkap dengan Fungsinya!
Jenis-jenis FTP adalah hal penting yang perlu kamu pahami kalau kamu sering berurusan dengan pertukaran...
ftp server adalah
Mengenal FTP Server sebagai Solusi Aman untuk Transfer File Besar
Pernah merasa kesulitan saat harus kirim file berukuran besar antar perangkat atau antar rekan kerja?...
acid database adalah
ACID Database: 4 Pilar Menjaga Konsistensi & Keandalan Data
ACID adalah sebuah konsep penting dalam sistem database yang menjamin keandalan dan konsistensi data. ...