Pengertian MongoDB: Database NoSQL yang Ringan, Cepat & Skalabel

Ikuti webinar seputar bisnis terlengkap, baik bisnis online, offline, bisnis level UMKM, hingga tingkat korporat.

Tanggal

June 8, 2025

Author

Johanna Aprilia

Kategori

Share Blog

MongoDB adalah sistem database NoSQL berbasis dokumen yang dirancang untuk menyimpan data dalam format JSON atau BSON. Berbeda dengan database relasional tradisional, MongoDB menawarkan fleksibilitas tinggi dalam pengelolaan data tidak terstruktur atau semi-terstruktur.

Dengan kemampuannya menangani data dalam skala besar dan struktur yang dinamis, MongoDB cocok digunakan untuk aplikasi web, mobile, dan sistem cloud. Fleksibilitas skema dan dukungan berbagai bahasa pemrograman membuatnya efisien bagi pengembang membangun solusi yang adaptif.

Kalau kamu ingin tahu lebih dalam mengenai MongoDB—pengertian, fungsi, komponen, hingga kelebihan dan kekurangannya—yuk simak artikel ini sampai selesai!

Apa itu MongoDB?

MongoDB adalah sistem database NoSQL yang menyimpan data dalam format dokumen JSON atau BSON. Berbeda dengan database relasional yang menggunakan tabel, MongoDB memakai struktur dokumen fleksibel tanpa skema tetap. Hal ini memudahkan pengembang dalam mengelola data kompleks dan berubah-ubah.

MongoDB dikembangkan oleh MongoDB Inc. dan dirilis pertama kali pada tahun 2009. Sebagai perangkat lunak open-source, MongoDB bisa digunakan secara gratis dan memiliki komunitas pengguna yang aktif. Fleksibilitas dan skalabilitasnya membuat MongoDB jadi pilihan utama dalam pengembangan aplikasi modern.

Fungsi MongoDB

MongoDB memiliki berbagai fungsi penting dalam pengelolaan data secara efisien. Beberapa fungsi utama MongoDB dijelaskan di bawah ini:

1. Penyimpanan data non-relasional

MongoDB menyimpan data dalam format dokumen tanpa memerlukan skema tetap. Hal ini memungkinkan penyimpanan data tidak terstruktur atau semi-terstruktur. Fleksibilitas ini sangat membantu dalam proyek yang cepat berubah.

2. Indexing

MongoDB mendukung pembuatan indeks pada atribut dokumen untuk mempercepat pencarian data. Dengan indexing, pengambilan data jadi lebih efisien dan responsif. Ini sangat krusial dalam aplikasi berskala besar.

3. Aggregation framework

MongoDB memiliki kerangka kerja agregasi untuk pemrosesan dan analisis data kompleks. Kamu bisa melakukan pengelompokan, penyaringan, dan perhitungan statistik langsung dari database. Ini membantu menghasilkan laporan dan insight dengan cepat.

4. Manajemen data geospasial

MongoDB mendukung data geospasial untuk aplikasi berbasis lokasi. Fitur ini cocok untuk aplikasi pemetaan, layanan antar, dan pelacakan lokasi. Kamu bisa mencari dokumen berdasarkan koordinat geografis.

5. Transaksi multi dokumen

Sejak versi 4.0, MongoDB mendukung transaksi multi dokumen. Beberapa operasi bisa dieksekusi dalam satu transaksi atomik. Fitur ini penting untuk menjaga konsistensi data.

Komponen dalam MongoDB

Untuk memahami cara kerja MongoDB, kamu perlu mengenal tiga komponen utama:

1. Database

Database adalah wadah utama yang berisi kumpulan collection. Setiap database mewakili proyek atau sistem yang terpisah. Kamu bisa memiliki beberapa database dalam satu server MongoDB.

2. Collection

Collection adalah kumpulan dokumen dalam MongoDB. Setara dengan tabel pada database relasional, tapi tanpa skema tetap. Dokumen dalam satu collection bisa memiliki struktur berbeda.

3. Dokumen

Dokumen adalah unit dasar penyimpanan dalam MongoDB. Formatnya berupa BSON (Binary JSON), berisi pasangan kunci-nilai. Dokumen bisa bersarang dan sangat fleksibel untuk berbagai kebutuhan data.

Kelebihan dan Kekurangan MongoDB

Seperti teknologi lainnya, MongoDB memiliki sisi positif dan negatif. Kamu perlu memahami kelebihan dan kekurangannya sebelum menggunakannya dalam proyek.

Kelebihan MongoDB

Berikut ini kelebihan MongoDB:

1. Performa Cepat

MongoDB dirancang untuk kecepatan tinggi dalam operasi baca dan tulis. Struktur dokumen membuat akses data jadi lebih cepat dan efisien.

2. Fleksibel dan Scalable

MongoDB memiliki skema dinamis, cocok untuk data bervariasi. Dengan fitur sharding, MongoDB bisa di-scale secara horizontal.

3. Dapat mengelola query dengan lebih baik

Bahasa query MongoDB fleksibel dan kuat. Kamu bisa menjalankan pencarian kompleks dan manipulasi data dengan mudah.

4. Open-source dan komunitas aktif

Sebagai sistem open-source, MongoDB bebas digunakan dan dikembangkan. Komunitas aktif membantu menyediakan sumber belajar dan dukungan teknis.

5. Bahasa pemrograman variatif

MongoDB mendukung berbagai bahasa populer seperti Python, JavaScript, Java, dan lainnya. Hal ini membuat integrasi dengan aplikasi menjadi lebih mudah.

Kekurangan MongoDB

Berikut ini beberapa kekurangan dari MongoDB:

  • Konsumsi memori bisa tinggi untuk dataset besar.
  • Pengaturan sharding dan replikasi cukup kompleks.
  • Transaksi tidak sekuat database relasional, meski sudah banyak perbaikan.

Sudah Tahu Apa itu MongoDB?

Setelah membaca artikel ini, sekarang kamu sudah memahami apa itu MongoDB. Kamu tahu bagaimana MongoDB bekerja, fungsinya, serta kelebihan dan kekurangannya.

Kalau kamu ingin menggunakan MongoDB secara optimal, pastikan memilih layanan hosting yang mendukung. Gunakan layanan dari DewaVPS untuk performa tinggi, koneksi stabil, dan database MongoDB yang andal.

DewaVPS menyediakan solusi cloud hosting dan dedicated server yang cocok untuk aplikasi skala kecil hingga besar. Yuk, mulai proyekmu bersama MongoDB dan DewaVPS sekarang juga!