Jenis-jenis server memiliki peran penting dalam mendukung hampir semua aktivitas digital yang kita lakukan sehari-hari. Saat membuka website, mengirim email, menyimpan data, atau bahkan bermain game online, semua itu tidak lepas dari fungsi server.
Itu sebabnya, memahami berbagai jenis server sangatlah penting, baik untuk pemilik bisnis online, developer, maupun instansi yang ingin membangun infrastruktur IT yang andal. Artikel ini akan membahas lengkap tentang macam-macam server, simak sampai akhir!
Baca juga: Memahami Pentingnya Server dalam Pengelolaan Sistem Digital
1. Web Server
Web server bertugas melayani permintaan dari browser pengguna untuk menampilkan halaman website. Tanpa web server, pengguna tidak bisa mengakses situs meskipun file website sudah ada. Beberapa software web server populer adalah Apache, Nginx, dan LiteSpeed.
Dalam penggunaannya, web server perlu dipasangi SSL/TLS agar koneksi terenkripsi. Selain itu, penting juga mengaktifkan firewall aplikasi web (WAF) untuk mencegah serangan seperti SQL injection atau DDoS.
Baca juga: Pengertian Web Server dan Perannya dalam Performa Website
2. Database Server
Jenis server selanjutnya adalah database server. Database server bertugas untuk menyimpan, mengelola, dan menyediakan data untuk aplikasi atau website. Jika tidak menggunakan jenis server ini, aplikasi tidak bisa menyimpan informasi pengguna, transaksi, atau konten dinamis.
Contoh database server antara lain MySQL, PostgreSQL, MariaDB, hingga Microsoft SQL Server. MySQL digunakan untuk aplikasi berbasis web, PostgreSQL unggul dengan fitur enterprise, sementara SQL server lebih sering dipakai di lingkungan korporasi.
Karena menyimpan data penting, database server wajib dilengkapi keamanan tambahan seperti autentikasi kuat, enkripsi data at-rest dan in-transit, serta backup rutin. Namun, performa juga harus dijaga dengan indexing, caching, dan optimasi query.
Baca juga: Si Gudang Data Website, Ini Pengertian Database Server!
3. File Server
File server menyediakan penyimpanan terpusat untuk berbagi file antar pengguna dalam jaringan. Dengan server ini, perusahaan bisa menyimpan dokumen penting di satu tempat sehingga mudah diakses tanpa harus menggunakan penyimpanan pribadi masing-masing.
Teknologi populer yang digunakan adalah Windows Server dengan fitur File Services atau Samba untuk lingkungan Linux. Banyak organisasi menggunakannya sebagai solusi kolaborasi internal agar file tetap konsisten dan tidak tercecer.
Sayangnya, file server sering menjadi target ransomware. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan manajemen hak akses (ACL) agar hanya pengguna berwenang yang bisa mengakses file tertentu, serta melakukan backup berkala.
4. Mail Server
Mail server berfungsi untuk mengirim, menerima, dan menyimpan email. Sistem ini terbagi dua: SMTP server yang bertugas mengirim email keluar, serta IMAP/POP3 server yang menangani email masuk.
Contoh software mail server populer adalah Postfix, Exim, Zimbra, atau Microsoft Exchange. Zimbra banyak digunakan perusahaan karena mendukung kolaborasi email, kalender, dan kontak dalam satu sistem.
Dalam mail server, keamanan menjadi hal krusial. Oleh sebab itu, penerapan enkripsi TLS, autentikasi via SPF/DKIM/DMARC, serta filter spam sangat dianjurkan agar email tetap aman dan tidak masuk blacklist.
Baca juga: Memahami Pengertian Mail Server dari SMTP hingga IMAP
5. Proxy Server
Proxy server berperan sebagai perantara antara pengguna (client) dengan server tujuan. Dengan adanya proxy, identitas pengguna bisa disembunyikan, permintaan bisa di-cache untuk mempercepat akses, atau trafik bisa difilter untuk alasan keamanan.
Selain mempercepat akses, proxy server juga berfungsi melindungi server asli dari serangan langsung. Namun, konfigurasi yang salah bisa menimbulkan bottleneck atau membuka celah keamanan. Karena itu, monitoring dan update berkala sangat penting.
6. DNS Server
DNS (Domain Name System) server bertugas menerjemahkan nama domain, seperti dewavps.com menjadi alamat IP. Jika tidak menggunakan DNS, pengguna harus mengingat deretan angka IP setiap kali ingin mengakses website.
Beberapa contoh DNS server yang digunakan adalah Cloudflare DNS. Contoh DNS server tersebut dikenal cepat sekaligus memiliki fitur keamanan tambahan, seperti perlindungan DDoS.
7. Application Server
Application server bertugas menjalankan aplikasi kompleks yang membutuhkan logika bisnis khusus, bukan hanya menampilkan halaman web statis. Biasanya application server bekerja bersama web server dan database server.
Contoh application server populer adalah Apache Tomcat dan Oracle WebLogic. Tomcat banyak dipakai untuk aplikasi berbasis Java, sedangkan Oracle WebLogic lebih sering digunakan di lingkungan enterprise.
Kelebihan utama application server adalah skalabilitas dan pemisahan antara logika bisnis dengan lapisan presentasi. Namun, beban resource biasanya lebih tinggi, sehingga perlu pengaturan kapasitas yang baik dan pemantauan performa.
8. Virtual Server
Virtual server adalah server yang berjalan di atas server fisik menggunakan teknologi virtualisasi. Satu mesin fisik bisa dipecah menjadi beberapa server virtual dengan sumber daya yang bisa diatur sesuai kebutuhan.
Dengan virtual server, perusahaan bisa menghemat biaya infrastruktur karena tidak perlu menyediakan banyak perangkat fisik. Kelemahannya, performa virtual server masih bergantung pada server fisik induknya.
9. FTP Server
FTP (File Transfer Protocol) server digunakan untuk transfer file antar komputer melalui jaringan. Biasanya dipakai untuk upload file website ke hosting, atau berbagi file antar pengguna.
Meskipun masih banyak digunakan, protokol FTP klasik tidak aman karena data dikirim dalam bentuk plain text. Solusinya adalah menggunakan SFTP (Secure FTP) yang sudah mendukung enkripsi. Dengan begitu, data dan kredensial pengguna tidak mudah dicuri oleh pihak ketiga.
Baca juga: Mengenal FTP Server sebagai Solusi Aman untuk Transfer File Besar
10. Game Server
Game server memungkinkan pemain dari berbagai lokasi untuk terhubung dan bermain secara online. Server ini mengatur komunikasi real-time, sinkronisasi data, serta interaksi antar pemain.
Selain performa, stabilitas jaringan juga sangat penting. Latensi tinggi (lag) bisa merusak pengalaman bermain. Karena itu, penyedia game server biasanya menggunakan infrastruktur dengan bandwidth besar dan perlindungan terhadap serangan DDoS.
11. Backup Server
Backup server bertugas menyimpan salinan data dari berbagai server atau perangkat. Perannya sangat vital karena bisa memulihkan data ketika terjadi kerusakan hardware, kesalahan pengguna, atau serangan siber seperti ransomware.
Jadi, Pilih Jenis-Jenis Server yang Mana?
Setiap jenis-jenis server memiliki fungsi khusus yang saling melengkapi, mulai dari menyajikan website, menyimpan data, mengirim email, hingga melindungi informasi lewat backup. Pemilihan server yang tepat perlu disesuaikan dengan kebutuhan, skala, dan keamanan bisnis.
Dengan memahami perbedaan tiap server, kamu bisa membangun infrastruktur yang lebih efisien. Jika kamu ingin solusi yang fleksibel dan andal, gunakan DewaVPS untuk mendapatkan layanan VPS berkualitas tinggi yang siap mendukung kebutuhan bisnis.